2020-02-11 14:13:00
Mewujudkan Konsep Green Building dengan Solar Panel

Dibandingkan dengan negara-negara yang masyarakatnya sudah “akrab” dengan energi terbarukan, Indonesia masih terbilang asing dengan jenis energi ini. Terbukti dengan masih didominasinya pembangkit listrik berbahan bakar batubara dengan porsi sebesar 63,8% hingga tahun 2022 kedepan, berdasarkan Keputusan Menteri 4092 perihal Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) PT. PLN dari tahun 2013 (dilansir dari kompasiana.com).
Faktanya, energi terbarukan merupakan pilihan paling bijak dalam mengurangi dampak pemanasan global. Pembangkit Listrik Tenaga Surya, contohnya. Teknologi photovoltaic pada panel surya terbukti cocok untuk konsep green building.
Apa itu green building?
Secara umum, green building adalah suatu konsep pembangunan properti yang berbasis pada keseimbangan alam, mulai dari perencanaan, konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan.
Di Indonesia, konsep ini sudah mulai diterapkan, diantaranya pada gedung perkantoran, hotel & resort, serta perumahan. Green building memanfaatkan lahan dengan bijak yang bisa mengurangi dampak lingkungan serta menciptakan kualitas udara di dalam rungan menjadi sehat dan nyaman. Banyak bangunan saat ini telah dilengkapi dengan penggunaan energi terbarukan, seperti listrik tenaga surya.
Mengapa Green Building itu Penting?
Masih banyak yang mengira bahwa green building adalah bangunan dengan susunan tanaman hijau di setiap sudutnya. Nyatanya, green building adalah sebuah konsep menata bangunan sekaligus menjaga lingkungan. Menempati bangunan yang tidak sehat akan berdampak negatif pada kesehatan tubuh penghuninya. Oleh karena itu, dampak lingkungan dan dampak kesehatan manusia merupakan dua hal penting dalam konsep green building.
Saat ini, green building menjadi solusi dalam mengatasi pemanasan global yang sudah sangat mengkhawatirkan. Kabar baiknya, sejumlah kota di Indonesia sudah mulai mengeluarkan aturan yang mengharuskan pemenuhan persyaratan green building untuk mendapatkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan), seperti Jakarta dan Bandung, disusul dengan Bali dan Semarang yang juga sudah mulai mensosialisasikan regulasi tersebut.
Disamping itu, ada beberapa prinsip efisiensi yang perlu diketahui pada konsep green building, antara lain:
Efisiensi Desain Struktur
Tujuan konsep green building di tahap ini adalah mengurangi dampak lingkungan akibat pembangunan, mulai dari pelaksanaan hingga penggunaannya. Bila tahap ini tidak efisien, maka akan memberikan efek buruk pada lingkungan. Contohnya adalah pemborosan pemakaian bahan bangunan.
Efisiensi Energi
Konsep green building juga mencakup langkah-langkah hemat energi, baik yang dibutuhkan sehari-hari seperti sirkulasi udara dan cahaya matahari, maupun energi dari sisi operasional. Efisiensi energi pada bangunan juga berkaitan dengan penghematan penggunaan listrik.
Efisiensi Air
Efisiensi penggunaan air penting untuk membangun konsep green building, termasuk cara mendapatkan air dan pengelolaannya yang ramah lingkungan. Misalnya untuk mendapatkan air menggunakan tandon air penadah hujan, sumur resapan, dan sebagainya.
Efisiensi Material
Untuk menerapkan konsep green building, sebaiknya memakai material yang sesuai dengan kebutuhan. Semakin banyak material yang dipakai, maka akan semakin memberatkan dana pembangunan, dampak pada lingkungan, bahkan pengeluaran energi dalam konstruksi.
Teknologi Solar Photovoltaic (PV) untuk Green Building
Solar panel dapat dipasang hampir ke semua jenis desain bangunan. Umumnya, pemasangan solar panel ditempatkan di atap, baik itu genteng, kanopi, maupun area rooftop pada gedung tinggi. Namun, tidak terbatas juga jika dipasang di lahan luas lainnya. Oleh karena itu, solar panel yang memiliki teknologi photovoltaic dalam desain arsitektur properti dapat menjadikan bangunan lebih ramah lingkungan tanpa mempengaruhi estetika dari bangunan tersebut.
Solar PV merupakan sumber energi yang menguntungkan pemakainya. Selain menghemat tagihan listrik, bangunan dengan solar panel juga memiliki sebuah commercial value. Ketika si pemilik memutuskan menerapkan konsep green building pada propertinya, maka image properti maupun company tersebut membawa pamor tersendiri di mata publik, karena turut berkontribusi menjaga alam dari pemanasan global.
Sekarang, tantangannya adalah merubah mindset pemilik bangunan agar menerapkan investasi green building. Misalnya, pemilihan material bangunan, sistem daur ulang air, hingga penghematan listrik dengan panel surya. Pembangunan properti dengan teknologi ramah lingkungan dianggap menghabiskan biaya lebih tinggi daripada biasanya. Padahal, investasi tersebut akan balik modal dalam waktu yang tidak lama, sekaligus biaya operasional bisa dihemat sehingga dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya.
Green building atau bangunan ramah lingkungan memiliki kontribusi menahan laju pemanasan global. Dengan memfokuskan pada konstruksi, pengelolaan air dan energi dengan menggunakan energi terbarukan, green building menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Properti ramah lingkungan tercermin dalam desain bangunan, kemampuan mengurangi eksploitasi sumber daya alam, penekanan emisi gas karbon, penghematan air dan listrik, serta penggunaan energi terbarukan seperti panel surya.
Harapannya, green building dapat menjadi solusi untuk melindungi bumi dari kerusakan alam serta pemanasan global.
Let’s start your green resolution by purchasing solar panel. Call us at 021-39506629 or email to solar.warrior@s-energy.id
By: Atikah Amaliadanti